Pendahuluan Pendidikan inklusi di Indonesia di terapkan mulai dari sek terjemahan - Pendahuluan Pendidikan inklusi di Indonesia di terapkan mulai dari sek Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

Pendahuluan Pendidikan inklusi di I

Pendahuluan
Pendidikan inklusi di Indonesia di terapkan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa pentingnya persamaan dalam memperoleh pendidikan bagi seluruh insan khususnya siswa yang berkebutuhan khusus. Di lingkungan sekolah dasar inklusi, siswa-siswa ini masih dalam proses adaptasi menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya termasuk pada siswa yang berkebutuhan khusus. Kondisi saat ini terlihat jelas bahwa penggunaan teknologi (ipad, note book, games, layanan internet yang mudah di akses) berpengaruh terhadap karakter anak yang sangat terasa dampaknya terutama dalam hal sosial emosional. Siswa berkebutuhan khusus yang ada di sekolah reguler dalam wadah pendidikan inklusi memiliki banyak permasalahan salah satunya dalam hal penerimaan teman teman sebaya di sekolahnya. Selain itu banyak permasalahan empati pada siswa SD. Fenomena masalah empati pada tingkat pendidikan SD misalnya, Haryani (2013) siswa SD Negeri Nogotiro menunjukkan fenomena rendahnya berempati hal tersebut terlihat dari senangnya ketika melihat orang lain kesulitan, tidak merasa bersalah ketika menyakiti orang lain baik secara fisik maupun hati, mengutamakan kepentingan sendiri, tidak menghargai orang lain, tidak memikirkan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan serta bersikap sombong. Faridah (2005) mengatakan bahwa kemajuan teknologi saat ini tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif pada perkembangan empati anak. Hal ini terlihat dengan semakin berkurangnya sarana belajar empati bagi anak. Tayangan televisi dan permainan modern yang dibuat untuk anak-anak lebih banyak bersifat individual, tidak menuntut adanya kerjasama sebagai sarana memahami perasaan orang lain yang menumbuhkan empati. Tayangan-tayangan yang banyak ditujukan untuk anak-anak adalah kartun-kartun yang meniadakan pesan sosial yang konstruktif. Sebaliknya, tayangan untuk anak-anak tersebut seolah sengaja diciptakan untuk mengubah kebaikan menjadi keburukan. Tokoh-tokoh kartun yang bersifat antagonis yang menampilkan kekerasan harus dibalas dengan kekerasan, dan intrik-intrik kejahatan lainnya. Hal ini dapat menumpulkan rasa empati pada anak karena anak akan terbiasa melihat bahkan bermain dengan unsur-unsur kekerasan. Akibatnya berbagai kekerasan seperti memukul, menembak atau membunuh akan dianggap hal yang wajar (Anshori, 2006).
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Pendahuluan Pendidikan inklusi di Indonesia di terapkan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa pentingnya persamaan dalam memperoleh pendidikan bagi seluruh insan khususnya siswa yang berkebutuhan khusus. Di lingkungan sekolah dasar inklusi, siswa-siswa ini masih dalam proses adaptasi menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya termasuk pada siswa yang berkebutuhan khusus. Kondisi saat ini terlihat jelas bahwa penggunaan teknologi (ipad, note book, games, layanan internet yang mudah di akses) berpengaruh terhadap karakter anak yang sangat terasa dampaknya terutama dalam hal sosial emosional. Siswa berkebutuhan khusus yang ada di sekolah reguler dalam wadah pendidikan inklusi memiliki banyak permasalahan salah satunya dalam hal penerimaan teman teman sebaya di sekolahnya. Selain itu banyak permasalahan empati pada siswa SD. Fenomena masalah empati pada tingkat pendidikan SD misalnya, Haryani (2013) siswa SD Negeri Nogotiro menunjukkan fenomena rendahnya berempati hal tersebut terlihat dari senangnya ketika melihat orang lain kesulitan, tidak merasa bersalah ketika menyakiti orang lain baik secara fisik maupun hati, mengutamakan kepentingan sendiri, tidak menghargai orang lain, tidak memikirkan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan serta bersikap sombong. Faridah (2005) mengatakan bahwa kemajuan teknologi saat ini tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif pada perkembangan empati anak. Hal ini terlihat dengan semakin berkurangnya sarana belajar empati bagi anak. Tayangan televisi dan permainan modern yang dibuat untuk anak-anak lebih banyak bersifat individual, tidak menuntut adanya kerjasama sebagai sarana memahami perasaan orang lain yang menumbuhkan empati. Tayangan-tayangan yang banyak ditujukan untuk anak-anak adalah kartun-kartun yang meniadakan pesan sosial yang konstruktif. Sebaliknya, tayangan untuk anak-anak tersebut seolah sengaja diciptakan untuk mengubah kebaikan menjadi keburukan. Tokoh-tokoh kartun yang bersifat antagonis yang menampilkan kekerasan harus dibalas dengan kekerasan, dan intrik-intrik kejahatan lainnya. Hal ini dapat menumpulkan rasa empati pada anak karena anak akan terbiasa melihat bahkan bermain dengan unsur-unsur kekerasan. Akibatnya berbagai kekerasan seperti memukul, menembak atau membunuh akan dianggap hal yang wajar (Anshori, 2006).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
Pendahuluan
Pendidikan inklusi di Indonesia di terapkan Mulai dari Sekolah Dasar Sampai Perguruan Tinggi, HAL Penyanyi menunjukkan bahwa pentingnya Persamaan hearts memperoleh Pendidikan Bagi Seluruh insan khususnya Siswa Yang berkebutuhan KHUSUS. Di Lingkungan Sekolah Dasar inklusi, siswa-Siswa Penyanyi Masih hearts Proses adaptasi Menjalin Hubungan sosial DENGAN Teman sebayanya termasuk PADA Siswa Yang berkebutuhan KHUSUS. Kondisi sebelumnya Saat ini terlihat Jelas bahwa PENGGUNAAN Teknologi (ipad, buku catatan, game, LAYANAN internet Yang Mudah di AKSes) berpengaruh Terhadap Karakter Anak Yang Sangat terasa Anda dampaknya terutama hearts HAL sosial emosional. Siswa berkebutuhan KHUSUS Yang ADA di sekolah reguler hearts Wadah Pendidikan inklusi memiliki Banyak permasalahan shalat Satunya hearts HAL Penerimaan Teman Sebaya Teman di sekolahnya. Selain ITU Banyak permasalahan empati PADA Siswa SD. Fenomena masalah empati PADA Tingkat Pendidikan SD such as inviting participation, Haryani (2013) Siswa SD Negeri Nogotiro menunjukkan fenomena rendahnya berempati HAL tersebut terlihat Dari senangnya ketika Melihat hal orangutan berbaring kesulitan, TIDAK merasa bersalah ketika menyakiti orangutan berbaring Baik Beroperasi Fisik maupun hati, mengutamakan kepentingan Sendiri, TIDAK menghargai Orang Lain, TIDAK memikirkan konsekuensi Dari Perbuatan Yang dilakukan Serta bersikap sombong. Faridah (2005) mengatakan bahwa Kemajuan Teknologi Saat ini tidak Hanya memberikan Dampak positif tetapi also Dampak negatif PADA Perkembangan empati Anak. Hal Penyanyi terlihat DENGAN Semakin berkurangnya sarana belajar empati Bagi Anak. Tayangan Televisi Dan Permainan Yang modern yang Dibuat Untuk Anak-anak LEBIH Banyak bersifat individual, TIDAK menuntut adanya Kerjasama sebagai sarana Memahami Perasaan Orang Lain Yang menumbuhkan empati. Tayangan-Tayangan Yang Banyak ditujukan Untuk Anak-anak Adalah kartun-kartun Yang meniadakan Pesan sosial Yang konstruktif. Sebaliknya, Tayangan Untuk Anak-anak tersebut SeolAh sengaja diciptakan untuk review mengubah Kebaikan Menjadi keburukan. Tokoh-tokoh kartun Yang bersifat antagonis Yang menampilkan mengejar ketertinggalan Harus Dibalas Dengan mengejar ketertinggalan, Dan intrik-intrik kejahatan lainnya. Hal Penyanyi can be menumpulkan rasa empati PADA Anak KARENA Anak akan terbiasa Melihat hal bahkan Bermain DENGAN Unsur-unsur mengejar ketertinggalan. Akibatnya different mengejar ketertinggalan seperti memukul, menembak ATAU membunuh akan dianggap HAL Yang Wajar (Anshori, 2006).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: