Full Text: IntroductionHomoeostasis

Full Text:

Introduction

Homoeostasis is the ability of an organism to regulate its internal milieu, thus maintaining constant internal conditions. The main advantage of homoeostatic regulation is that it allows organisms to work efficiently in a wide range of environmental conditions. Stoichiometric homoeostasis, also known as elemental homoeostasis, refers to the internal elemental composition (e.g. C, N and P) of organisms. Whereas phytoplankton typically displays a wide range of plasticity in elemental composition and thus exhibits relatively weak stoichiometric homoeostasis (Hillebrand and Sommer 1999; Quigg et al. 2003; Klausmeier et al. 2004), planktonic metazoans have close to strict homoeostasis (Andersen and Hessen 1991; DeMott and Pape 2005). Consequently, there are boundaries in elemental body stoichiometry between which organisms can fluctuate, and these are broad for planktonic autotrophs and narrower for many metazoans. Maintaining stoichiometric homoeostasis probably comes with costs but must provide benefits higher than these costs for it to have evolved. Homoeostasis buffers the impact of bad food quality on general fitness of metazoans and allows them to work efficiently in a broad range of food qualities, but there is still considerable debate under which circumstances homoeostasis is the best strategy (Persson et al. 2010). For example, Droop (1973) observed that after a period of nutrient limitation protozoans increased their uptake of the previously limiting nutrient once it became available again. This, of course, replenished the nutrient stores, but feeding went beyond that. Droop argued that this luxury consumption, resulting in considerable flexibility in body stoichiometry, allows protists to store a particular element in order to be prepared for future nutrient limitation.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Teks lengkap: PengenalanHomoeostasis adalah kemampuan organisme untuk mengatur lingkungan internal yang, dengan demikian mempertahankan kondisi internal yang konstan. Keuntungan utama dari peraturan homoeostatic berkelanjutan adalah bahwa hal itu memungkinkan organisme untuk bekerja secara efisien dalam berbagai macam kondisi lingkungan. Stoikiometri homoeostasis, juga dikenal sebagai unsur homoeostasis, mengacu pada internal komposisi unsur (misalnya C, N dan P) organisme. Sedangkan fitoplankton biasanya menampilkan berbagai macam plastisitas dalam komposisi unsur dan dengan demikian pameran relatif lemah stoikiometri homoeostasis (Hillebrand dan Sommer 1999; Quigg et al. 2003; Klausmeier et al. 2004), metazoans planktonik telah dekat dengan ketat homoeostasis (Andersen dan Hessen 1991; DeMott dan Pape 2005). Akibatnya, ada batas-batas dalam tubuh unsur stoikiometri antara yang organisme dapat berfluktuasi, dan ini luas untuk autotrophs planktonik dan sempit untuk banyak metazoans. Mempertahankan stoikiometri homoeostasis mungkin datang dengan biaya tetapi harus memberikan manfaat yang lebih tinggi daripada biaya untuk itu berevolusi. Homoeostasis buffer dampak buruk makanan kualitas pada Kebugaran umum metazoans dan memungkinkan mereka untuk bekerja secara efisien dalam berbagai kualitas makanan, tapi ada perdebatan masih cukup besar di mana homoeostasis keadaan adalah strategi terbaik (Persson et al. 2010). Sebagai contoh, terkulai (1973) mengamati bahwa setelah periode pembatasan hara protozoans meningkat mereka penyerapan nutrisi sebelumnya membatasi setelah menjadi tersedia lagi. Ini, tentu saja, diisi dengan toko-toko gizi, tetapi makan pergi lebih dari itu. Terkulai berpendapat bahwa konsumsi mewah ini, yang mengakibatkan banyak fleksibilitas dalam tubuh stoikiometri, memungkinkan protista untuk menyimpan elemen tertentu untuk dapat disiapkan untuk masa depan pembatasan unsur hara.