Methodologies - Claude Leci Strauss

Methodologies
- Claude Leci Strauss
One of the first scholar or reseacher to implement Saussure’s principles of linguistics to narrative discource in the 1950s and 1960s was anthropologist Claude Levi-Strauss. Attracted to the rich symbols in myths. After reading countless myth,s, he identified recurrent themes running through all of them. These basic structure, which he called mythemes, were similar to the primary building blocks of language, the phoneme. When applied to a specific literary work, the intertextuality of myth becomes evident. Like language, myths are simply another way we classify and organize our world.
- Roland Barthes
Barthes applies his assumption that meaning develops through difference to all social context, including fahions, familial relations, dining , and literature. When applied to literature, an individual text is simply a message that must be interprered by using the appropriate codes or signs or binary operations that form the basis of the entire system, the langue. By finding other binary oppositions within the text and showing how these oppositions interrelate, the structuralist can then decode the text, thereby explaining its meaning.
- Vladimir Propp
According to his analysis m all folk or fairy tales are based on 31 fixed elements, or what Propp calls ‘function’ which occur in a given sequence.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Metodologi
- Claude Leci Strauss
Salah satu sarjana pertama atau Peneliti menerapkan prinsip Saussure linguistik untuk narasi discource pada 1950-an dan 1960-an adalah antropolog Claude Levi-Strauss. Tertarik simbol kaya mitos. Setelah membaca tak terhitung jumlahnya mitos, s, ia mengidentifikasi tema berulang berjalan melalui semua dari mereka. Ini dasar struktur, yang ia sebut mythemes, serupa dengan blok bangunan utama dari bahasa, fonem. Ketika diterapkan pada karya sastra tertentu, intertekstualitas mitos menjadi jelas. Seperti bahasa, mitos hanya cara lain kita mengklasifikasikan dan mengatur dunia kita.
- Roland Barthes
Barthes berlaku asumsi bahwa makna berkembang melalui perbedaan untuk semua konteks sosial, termasuk fahions, hubungan kekeluargaan, makan, dan sastra. Ketika diterapkan pada sastra, teks individu hanyalah sebuah pesan yang harus interprered dengan menggunakan kode yang sesuai atau tanda-tanda atau operasi biner yang membentuk dasar dari seluruh sistem, langue tersebut. Dengan menemukan oposisi biner lainnya dalam teks dan menunjukkan bagaimana oposisi ini saling berhubungan, strukturalis yang kemudian dapat decode teks, sehingga menjelaskan maknanya.
- Vladimir Propp
Menurut analisisnya m semua rakyat atau dongeng didasarkan pada 31 elemen tetap, atau apa Propp panggilan 'fungsi' yang terjadi dalam urutan yang diberikan.