Marketing in emerging markets requi

Marketing in emerging markets requires is contextually different from marketing
in developed countries. Companies that have succeeded in developed countries may or
may not be able to approach those emerging markets the same way. When they enter
huge emerging markets in rapidly developing economies, Western companies typically
bring with them U.S., Japanese, or Western European quality standards, dismissing
local goods as inferior. They know there is a great hunger in those countries forWestern
goods in the same way as developed-country consumers and businesses might buy in
New York, London, or Tokyo. However, they forget that, in spite of the lust for highquality Western goods, relatively few developing-country customers can afford them.
In terms of price and quality, most developing-country customers weight more on the
former and choose not-up-to-Western-standards but good enough and inexpensive local products

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pemasaran di pasar negara berkembang membutuhkan kontekstual berbeda dari pemasarannegara-negara maju. Mungkin perusahaan yang telah berhasil di negara maju atautidak dapat mendekati mereka pasar berkembang dengan cara yang sama. Apabila mereka masukpasar-pasar baru yang besar dalam berkembang pesat ekonomi, perusahaan-perusahaan Barat biasanyamembawa dengan mereka AS, Jepang, atau Eropa Barat standar kualitas, mengabaikanbarang-barang lokal lebih rendah. Mereka tahu ada kelaparan besar di mereka negara forWesternmungkin membeli barang di sama cara sebagai dikembangkan-negara konsumen dan bisnisNew York, London, atau Tokyo. Namun, mereka lupa bahwa, meskipun nafsu barang Barat highquality, relatif sedikit negara berkembang pelanggan dapat membelinya.Dari segi harga dan kualitas, kebanyakan negara berkembang pelanggan berat lebih padamantan dan memilih produk-produk lokal yang tidak-up-ke-Barat-standar tetapi cukup baik dan murah

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pemasaran di pasar negara berkembang membutuhkan adalah kontekstual berbeda dari pemasaran
di negara-negara maju. Perusahaan yang telah berhasil di negara maju mungkin atau
mungkin tidak dapat mendekati pasar-pasar negara berkembang dengan cara yang sama. Ketika mereka memasuki
pasar negara berkembang besar di negara berkembang pesat, perusahaan-perusahaan Barat biasanya
membawa dengan mereka US, Jepang, atau standar kualitas Eropa Barat, menolak
barang-barang lokal sebagai inferior. Mereka tahu ada kelaparan besar di negara-negara forWestern
barang dengan cara yang sama sebagai konsumen negara maju dan bisnis mungkin membeli di
New York, London, atau Tokyo. Namun, mereka lupa bahwa, terlepas dari nafsu untuk barang Western highquality, relatif sedikit pelanggan negara berkembang mampu mereka.
Dari segi harga dan kualitas, kebanyakan pelanggan negara berkembang berat badan lebih dari
mantan dan memilih untuk tidak-up-to -Western-standar tapi cukup dan murah baik produk lokal