Early life[edit]Born in Amsterdam,

Kehidupan awal [sunting]Lahir di Amsterdam, Belanda, Corrie sepuluh Boom dibesarkan di kota terdekat Haarlem sebagai anak bungsu dari empat anak yang lahir Cornelia (wafat tahun 1921 perdarahan otak) dan Casper (1859-1944). Dia memiliki dua saudara perempuan, Betsie sepuluh Boom (meninggal tahun 1944 di kamp konsentrasi Ravensbrück) dan Nollie (wafat pada tahun 1953); kakaknya, Willem sepuluh Boom, Lahir pada tahun 1887 dan meninggal pada tahun 1946 tuberkulosis tulang belakang. Dariteguh di tiga ibu bibi juga tinggal bersama keluarganya: Bep meninggal dunia pada awal 1920-an tuberkulosis; Jans meninggal pada pertengahan 1920-an diabetes; dan Anna, yang merawat anak-anak setelah kematian ibu mereka, meninggal di awal 1930-an.Casper sepuluh Boom bekerja sebagai pembuat jam, dan pada tahun 1924 Corrie menjadi pembuat jam wanita berlisensi pertama di Belanda. Corrie dan Betsie tidak pernah menikah, dan sampai penangkapan mereka, mereka hidup seluruh hidup mereka di masa kecilnya rumah di Haarlem. Corrie juga berlari sebuah gereja untuk mental-Cacat orang, mengangkat anak-anak asuh di rumahnya, dan sangat aktif dalam amal lainnya.Perang Dunia II [sunting]Pada Mei 1940, Nazi menyerbu Belanda. Antara pembatasan melarang sebuah klub yang sepuluh Boom telah menjalankan untuk gadis-gadis muda.[1][halaman diperlukan] Pada bulan Mei 1942 seorang wanita berpakaian rapi datang ke sepuluh booming dengan sebuah koper di tangan dan mengatakan kepada mereka bahwa dia adalah seorang Yahudi, suaminya telah ditangkap beberapa bulan sebelumnya, anaknya pergi bersembunyi dan pemerintah pendudukan baru saja mengunjungi dia, jadi dia takut untuk kembali. Ia mendengar bahwa booming sepuluh telah membantu tetangga Yahudi, Weils, dan bertanya apakah mereka bisa membantu dia terlalu. Casper sepuluh booming mudah setuju bahwa dia bisa tinggal dengan mereka. Pembaca setia dalam Perjanjian lama, ia percaya bahwa orang-orang Yahudi 'orang-orang pilihan', dan dia berkata kepada perempuan, "Dalam rumah tangga ini, umat Allah selalu menyambut."[2] keluarga kemudian menjadi sangat aktif dalam pengungsi Belanda bawah tanah bersembunyi; mereka menyediakan makanan halal untuk Tamu pengungsi Yahudi dan dihormati Sabat orang Yahudi.[3]Jadi booming sepuluh mulai "tempat persembunyian", atau "de schuilplaats", yang dikenal dalam bahasa Belanda (juga dikenal sebagai "de Béjé", diucapkan dalam bahasa Belanda sebagai 'bayay', singkatan dari alamat jalan mereka, Barteljorisstraat). Corrie dan Betsie membuka rumah mereka untuk pengungsi-orang Yahudi dan orang lain yang menjadi anggota dari gerakan perlawanan — sedang dicari oleh Gestapo dan mitranya Belanda. Mereka memiliki banyak ruang, meskipun perang kekurangan berarti bahwa makanan langka. Setiap orang non - Yahudi Belanda telah menerima kartu ransum, persyaratan untuk memperoleh mingguan kupon makanan. Melalui karyanya amal, sepuluh Boom tahu banyak orang di Haarlem dan ingat pasangan yang memiliki seorang putri Penyandang Cacat. Ayahnya seorang pegawai negeri yang kemudian bertugas di kantor ransum-card lokal. Dia pergi ke rumahnya satu malam, dan ketika ia bertanya berapa banyak kartu ransum yang dibutuhkan, "Aku membuka mulut untuk mengatakan, 'Lima,'" sepuluh Boom menulis dalam tempat persembunyian. "Tapi nomor yang tak terduga dan mengejutkan keluar sebaliknya: 'Seratus.'"[4] Dia memberi mereka untuk dirinya dan dia diberikan kartu untuk setiap orang Yahudi yang dia bertemu.Rahasia kamar [sunting]Dengan begitu banyak orang yang menggunakan rumah mereka, keluarga membangun sebuah ruang rahasia dalam kasus serangan terjadi. Mereka dibangun itu di kamar tidur Corrie sepuluh Boom karena itu di lantai atas rumah, mudah-mudahan orang-orang memberikan waktu yang paling untuk menyembunyikan dan menghindari deteksi, seperti pencarian biasanya dimulai di lantai tanah/pertama. Anggota perlawanan Belanda dirancang kamar tersembunyi di balik dinding palsu. Secara bertahap, keluarga dan pendukung membawa perlengkapan bangunan ke dalam rumah, menyimpannya di tas dan Surat Kabar digulung. Ketika selesai, Kamar rahasia adalah sekitar 30 inci (76 cm), ukuran lemari menengah. Sistem ventilasi diperbolehkan untuk bernapas. Untuk memasuki ruang rahasia, seseorang harus membuka sebuah panel geser di dinding bata yang terpampang di bawah bawah rak buku dan merangkak di pada tangan dan lutut. Selain itu, keluarga diinstal raid-peringatan Bel listrik. Ketika Nazi menggerebek rumah sepuluh Boom tahun 1944, enam orang menggunakan tempat persembunyian.Penangkapan, penahanan, dan rilis [sunting]On 28 February 1944, a Dutch informant told the Nazis about the Ten Booms' work; at around 12:30PM the Nazis arrested the entire Ten Boom family. They were sent toScheveningen prison; Nollie and Willem were released immediately along with Corrie's nephew Peter; Casper died 10 days later. Corrie and Betsie were sent from Scheveningen to Herzogenbusch political concentration camp (also known as Kamp Vught), and finally to the Ravensbrück concentration camp in Germany, where Betsie died on December 16, 1944. Before she died, she told Corrie, "There is no pit so deep that He [God] is not deeper still."[5]Corrie ten Boom was released on December 28, 1944. In the movie The Hiding Place, she narrates the section on her release from camp, saying that she later learned that her release had been a clerical error. She said, "God does not have problems — only plans." The Jews whom the Ten Booms had been hiding at the time of their arrests remained undiscovered and all but one, an old woman named Mary, survived.Life after the war[edit]After the war, Ten Boom returned to The Netherlands to set up a rehabilitation center. The refuge houses consisted of concentration-camp survivors and sheltered the jobless Dutch who previously collaborated with Germans during the occupation. She returned to Germany in 1946, and traveled the world as a public speaker, appearing in more than 60 countries. She wrote many books during this time.Sepuluh Boom menceritakan kisah anggota keluarganya dan Perang Dunia II pekerjaan mereka dalam bukunya laris, menyembunyikan tempat (1971), yang dibuat menjadi film dunia lebar gambar pada tahun 1975, dibintangi oleh Jeannette Clift sebagai Corrie dan Julie Harris sebagai Betsie. Pada tahun 1977, 85 tahun Corrie pindah ke Placentia, California. Pada tahun 1978, ia menderita stroke dua, pertama rendering dia mampu berbicara, dan kedua mengakibatkan kelumpuhan. Dia meninggal pada hari ulang tahunnya 94, 15 April 1983, setelah stroke ketiga.Kehormatan [sunting]• Israel terhormat sepuluh Boom dengan menamakan Dia benar di antara bangsa-bangsa.• Sepuluh Boom dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Belanda atas pekerjaannya selama perang.• Museum Boom sepuluh di Haarlem didedikasikan untuk dia dan keluarganya untuk pekerjaan mereka.• King's College di New York City bernama perempuan baru rumah menghormatinya.Pandangan agama [sunting]Corrie sepuluh Boom pengajaran difokuskan pada Injili Kristen, dengan penekanan pada pengampunan. Dalam bukunya gelandangan untuk Tuhan (1974), dia menceritakan kisah dari sebuah pertemuan sementara dia sedang mengajar di Jerman pada tahun 1947. Dia didekati oleh seorang mantan Ravensbrück penjaga kamp yang telah dikenal sebagai salah satu kejam. Enggan untuk mengampuni dia, ia berdoa bahwa dia akan mampu. Dia menulis:Untuk waktu yang lama kita memahami satu sama lain tangan, mantan penjaga dan mantan tahanan. Aku tidak pernah tahu kasih Allah begitu intens seperti yang saya lakukan kemudian.Dalam bagian yang sama, dia menulis bahwa dalam pengalamannya pasca perang dengan lain korban kekejaman Nazi, orang-orang yang dapat memaafkan mampu terbaik untuk membangun kembali kehidupan mereka. Dia muncul di banyak program televisi Kristen yang membahas kesiapannya selama Holocaust dan konsep pengampunan dan kasih Allah.Ia dikenal untuk berlatih doktrin mengenai berbicara dalam bahasa roh.[rujukan?] Dia menolak doktrin keghaiban sebelum masa kesusahan itu dan menulis bahwa itu tanpa dasar alkitabiah.[rujukan?] Dia percaya bahwa doktrin seperti meninggalkan Gereja Kristen kurang dipersiapkan dalam masa penganiayaan besar, seperti di Cina di bawah Mao Zedong. Dia sering dikutip mengatakan kesukaannya adiknya: "Tidak ada lubang ada begitu dalam bahwa dia [Allah] masih tidak lebih."

Awal kehidupan [sunting]
Lahir di Amsterdam, Belanda, Corrie ten Boom dibesarkan di kota terdekat dari Haarlem sebagai anak bungsu dari empat bersaudara yang lahir Cornelia (meninggal 1921 dari pendarahan otak) dan Casper (1859-1944). Dia memiliki dua saudara perempuan, Betsie ten Boom (meninggal 1944 di kamp konsentrasi Ravensbrück) dan Nollie (meninggal tahun 1953); kakaknya, Willem ten Boom, lahir pada tahun 1887 dan meninggal pada tahun 1946 karena tuberkulosis tulang belakang. Corrie tiga bibi ibu juga tinggal bersama keluarganya: Bep meninggal pada awal 1920-an TB; Jans meninggal di pertengahan tahun 1920-an diabetes; dan Anna, yang merawat anak-anak setelah kematian ibu mereka, meninggal pada awal 1930-an.
Casper ten Boom bekerja sebagai pembuat jam, dan pada tahun 1924 Corrie menjadi yang pertama berlisensi pembuat jam wanita di Belanda. Corrie dan Betsie tidak pernah menikah, dan sampai penangkapan mereka mereka tinggal seluruh hidup mereka di rumah masa kecil mereka di Haarlem. Corrie juga berlari gereja untuk orang-orang cacat mental, mengangkat anak asuh di rumahnya, dan sangat aktif dalam amal lainnya.
Perang Dunia II [sunting]
Pada bulan Mei 1940, Nazi menginvasi Belanda. Di antara pembatasan mereka melarang klub yang Ten Boom telah berjalan selama gadis-gadis muda. [1] [halaman diperlukan] Pada bulan Mei 1942 seorang wanita berpakaian datang ke Ten Boom 'dengan koper di tangan dan mengatakan kepada mereka bahwa ia adalah seorang Yahudi , suaminya telah ditangkap beberapa bulan sebelumnya, anaknya telah bersembunyi, dan otoritas pendudukan baru saja mengunjungi, jadi dia takut untuk kembali. Dia pernah mendengar bahwa Sepuluh booming telah membantu tetangga Yahudi mereka, Weils, dan bertanya apakah mereka bisa membantunya juga. Casper ten Boom langsung setuju bahwa dia bisa tinggal bersama mereka. Seorang pembaca setia dari Perjanjian Lama, ia percaya bahwa orang-orang Yahudi adalah 'orang-orang pilihan', dan dia mengatakan kepada wanita itu, "Dalam rumah tangga ini, umat Allah selalu diterima." [2] Keluarga kemudian menjadi sangat aktif di Belanda pengungsi bersembunyi di bawah tanah; mereka menyediakan makanan halal untuk tamu Yahudi-pengungsi mereka dan menghormati Sabat Yahudi [3].
Dengan demikian Sepuluh booming mulai "tempat persembunyian", atau "de schuilplaats", seperti yang dikenal di Belanda (juga dikenal sebagai "de beje" , diucapkan dalam bahasa Belanda sebagai 'bayay', singkatan dari alamat jalan mereka, Barteljorisstraat). Corrie dan Betsie membuka rumah mereka untuk pengungsi - orang-orang Yahudi dan orang lain yang merupakan anggota gerakan perlawanan - sedang dicari oleh Gestapo dan rekan Belanda tersebut. Mereka memiliki banyak ruang, meskipun kekurangan masa perang berarti bahwa makanan yang langka. Setiap orang Belanda non-Yahudi telah menerima kartu ransum, persyaratan untuk mendapatkan kupon makanan mingguan. Melalui kerja amal nya, Sepuluh Boom tahu banyak orang di Haarlem dan ingat beberapa yang memiliki seorang putri penyandang cacat. Sang ayah adalah seorang PNS yang saat itu bertugas di kantor jatah kartu lokal. Dia pergi ke rumahnya satu malam, dan ketika ia bertanya berapa banyak kartu jatah yang dia butuhkan, "aku membuka mulut untuk mengatakan, 'Five,'" tulis Sepuluh Boom di The Hiding Place. "Namun jumlah yang tiba-tiba dan mengejutkan keluar sebagai gantinya adalah:" Seratus. '"[4] Dia memberi mereka padanya dan dia memberikan kartu kepada setiap orang Yahudi ia bertemu.
Ruangan Rahasia [sunting]
Dengan begitu banyak orang yang menggunakan rumah mereka, keluarga membangun sebuah ruangan rahasia dalam kasus razia berlangsung. Mereka membangunnya di kamar tidur Corrie ten Boom karena itu di lantai atas rumah itu, mudah-mudahan memberikan orang yang paling waktu untuk menyembunyikan dan menghindari deteksi, sebagai pencarian biasanya dimulai di tanah / lantai pertama. Seorang anggota perlawanan Belanda merancang ruang tersembunyi di balik dinding palsu. Secara bertahap, keluarga dan pendukung membawa persediaan bangunan ke dalam rumah, bersembunyi dalam koper dan koran yang digulung. Setelah selesai, ruang rahasia itu sekitar 30 inci (76 cm) dalam, ukuran lemari menengah. Sebuah sistem ventilasi memungkinkan untuk bernafas. Untuk memasuki ruang rahasia, seseorang harus membuka panel geser pada dinding bata diplester di bawah rak buku bawah dan merangkak di atas tangan dan lutut. Selain itu, keluarga diinstal serangan-peringatan bel listrik. . Ketika Nazi menyerbu rumah Sepuluh Boom tahun 1944, enam orang menggunakan tempat persembunyian
Penangkapan, penahanan, dan melepaskan [sunting]
Pada 28 Februari 1944, seorang informan Belanda mengatakan kepada Nazi tentang pekerjaan Sepuluh booming '; sekitar 12:30 Nazi ditangkap seluruh keluarga Sepuluh Boom. Mereka dikirim toScheveningen penjara; Nollie dan Willem dibebaskan segera bersama dengan Corrie keponakan Peter; Casper meninggal 10 hari kemudian. Corrie dan Betsie dikirim dari Scheveningen ke Herzogenbusch kamp konsentrasi politik (juga dikenal sebagai Kamp Vught), dan akhirnya ke kamp konsentrasi Ravensbrück di Jerman, di mana Betsie meninggal pada tanggal 16 Desember 1944. Sebelum dia meninggal, dia mengatakan kepada Corrie, "Ada ada lubang begitu dalam bahwa Dia [Tuhan] tidak lebih diam. "[5]
Corrie ten Boom dirilis pada tanggal 28 Desember 1944. Dalam film The Hiding Place, dia menceritakan bagian tentang pembebasannya dari kamp, ​​mengatakan bahwa ia kemudian mengetahui bahwa pembebasannya telah menjadi kesalahan administrasi. Dia mengatakan, "Allah tidak memiliki masalah -. Hanya rencana" Orang-orang Yahudi yang Sepuluh booming telah bersembunyi pada saat penangkapan mereka tetap belum ditemukan dan semua kecuali satu, seorang wanita tua bernama Maria, selamat.
Kehidupan setelah perang [sunting]
Setelah perang, Ten Boom kembali ke Belanda untuk mendirikan pusat rehabilitasi. Rumah-rumah perlindungan terdiri dari korban kamp konsentrasi dan terlindung Belanda pengangguran yang sebelumnya bekerja sama dengan Jerman selama pendudukan. Dia kembali ke Jerman pada tahun 1946, dan berkeliling dunia sebagai pembicara publik, muncul di lebih dari 60 negara. Dia menulis banyak buku selama ini.
Sepuluh Boom menceritakan kisah anggota keluarganya dan mereka bekerja Perang Dunia II di buku laris, The Hiding Place (1971), yang dibuat menjadi Wide Pictures Film Dunia pada tahun 1975, dibintangi Jeannette Clift sebagai Corrie dan Julie Harris sebagai Betsie. Pada tahun 1977, Corrie 85 tahun pindah ke Placentia, California. Pada tahun 1978, ia menderita stroke dua, yang pertama rendering nya tidak mampu berbicara, dan yang kedua mengakibatkan kelumpuhan. Dia meninggal pada hari ulang ke-91 nya, 15 April 1983, setelah stroke ketiga.
Honors [sunting]
• Israel dihormati Sepuluh Boom dengan menamai dirinya Righteous antara Bangsa.
• Sepuluh Boom gelar kebangsawanan oleh Ratu Belanda sebagai pengakuan atas karyanya selama perang.
• Sepuluh Boom Museum di Haarlem didedikasikan untuk dirinya dan keluarganya untuk pekerjaan mereka.
• The King College di New York City bernama rumah wanita baru untuk menghormatinya.
Agama dilihat [sunting]
Corrie ten mengajar Boom terfokus pada Injil Kristen, dengan penekanan pada pengampunan. Dalam bukunya Tramp untuk Tuhan (1974), dia bercerita tentang sebuah pertemuan ketika ia mengajar di Jerman pada tahun 1947. Dia didekati oleh seorang mantan penjaga kamp Ravensbrück yang telah dikenal sebagai salah satu yang paling kejam tersebut. Enggan untuk memaafkannya, dia berdoa bahwa dia akan mampu. Dia menulis:
Selama beberapa saat kami menangkap tangan satu sama lain, mantan penjaga dan mantan tahanan. Aku tidak pernah tahu kasih Allah begitu intens seperti yang saya lakukan kemudian.
Dalam bagian yang sama, ia menulis bahwa dalam pengalaman pasca-perang nya dengan korban lainnya kebrutalan Nazi, orang-orang yang mampu memaafkan yang paling mampu untuk membangun kembali kehidupan mereka. Dia muncul di banyak program televisi Kristen membahas penderitaannya selama Holocaust dan konsep pengampunan dan kasih Allah.
Dia dikenal untuk berlatih doktrin berbicara dalam bahasa lain. [rujukan?] Dia menolak doktrin Pra-Tribulation Pengangkatan dan menulis bahwa itu tanpa dasar Alkitab. [rujukan?] Dia percaya bahwa doktrin tersebut meninggalkan Gereja Kristen tidak siap pada saat penganiayaan besar, seperti di Cina di bawah Mao Zedong. Dia sering mengutip pepatah favorit adiknya: "Tidak ada lubang begitu dalam bahwa Dia [Tuhan] tidak lebih tenang."