Hinata had always hated these forma

Hinata selalu telah membenci fungsi formal.Memang, dia telah membesar sebagai pewaris Hyuuga, dan akibatnya, lebih akrab dengan mereka, tapi itu tidak berarti dia menikmati mereka. Jika ada, dia hampir tidak ditoleransi mereka.Semua ia ingin hari adalah menghabiskan malam tenang yang bagus dengan pacarnya; yang, pada saat ini, tidak di sini... Yah, setidaknya tidak dalam Roh, lagi pula, itu sudah pasti.Dia hampir tidak dapat mengenali orang sebelum dia. Dia hanya tidak bertindak seperti dirinya sekali malam ini! Tentu, perilaku aneh biasanya sudah pasti tidak cocok dalam lingkungan semacam ini, tapi dia benci melihatnya seperti ini terlepas. Nya biasanya meriah, ceria sikap terselubung oleh ekspresi pasif, acuh tak acuh. Biasanya tegar rambut pirang sekarang duduk pincang atas kepalanya, akhirnya datar dan bergerak setelah jam ia menghabiskan di depan cermin dengan gel dan kuas. Matanya biru berkilau juga jatuh korban ke façade ini, sekarang muncul membosankan dan kosong ketika mereka bosan melalui lingkungan mereka. Bahkan ia biasanya ludicrously cerah pakaian terusan oranye telah ditinggalkan midnight blue tombol-up kemeja dan celana panjang beberapa gelap."Adalah sesuatu hal, Hinata?" Pirang tanya, karena ia melihat matanya pucat belajar bentuk anehnya."Tidak, Naruto-kun... Tidak ada sama sekali."Tapi sungguh, mereka berdua tahu bahwa itu tidak terjadi..Berjalan pulang adalah diam; diam dan tidak nyaman.Yah, setidaknya, untuk Hinata itu.Biasanya dia tidak keberatan ketika kesenjangan atau jeda dalam percakapan mereka, sering mencari ketenangan yang ada antara mereka yang menghibur. Tetapi pada saat ini, pikirannya dalam kekacauan karena ia berlari melalui peristiwa malam itu, berulang-ulang, mencoba untuk memahami motivasi di balik tindakan pacarnya biasanya aneh. Yang membingungkan wanita muda lebih jauh adalah fakta bahwa Naruto tidak mengatakan apa-apa sejak mereka meninggalkan. Biasanya, setelah menghadiri acara seperti itu, pirang akan chatting di bersemangat tentang bagaimana membosankan dan merendahkan orang di sana telah.Tapi malam ini, dia tidak mengatakan apa-apa seperti itu. Bukan sebuah kata.Pasti ada sesuatu yang Hinata hilang di sini. Apa yang salah dengan dia? Apakah ia menyadari bahwa ia telah melihat nya tiba-tiba mengubah perilaku dan berpikir bahwa dia akan marah dirinya? Dia telah yang jelas?Dalam retrospeksi, ia menyadari undang-undang; atau setidaknya upaya orang muda untuk keep it up; itu agak manis, benar-benar. Dia akan menceritakan padanya betapa pentingnya fungsi ini adalah terlalu keluarganya, dan bagaimana ia perlu berada pada perilaku terbaik. Dia pasti pergi atas dan di luar harapan dia dari apa yang perilakunya yang terbaik.Meskipun, pada saat yang sama, dia tidak bisa membantu tetapi merasa seolah-olah dia telah berlebihan itu dengan segala formalitas hanya sedikit.Itu adalah sebuah pernyataan, pasti.Dia melirik di pirang, presentasi, saat mereka berangkat dari fungsi, sekarang muncul lebih akrab dengannya. Rambutnya kembali ke keadaan dishevelled normal, kemeja untucked dan jaket dibuang setengah hazardly atas bahu-Nya sebagai ia perlahan-lahan berjalan melalui pintu masuk ke apartemen."Manusia, gaun ini Sepatu pasti adalah rasa sakit," Naruto menyatakan, akhirnya berbicara kepadanya untuk pertama kalinya dalam apa yang terasa seperti jam, sebagaimana Dia mengoyakkan tepat dan melemparkan samping secara dramatis.Ini melanda lantai kayu dengan bunyi gedebuk yang membosankan yang bergaung seluruh ruangan diam. Hinata melirik ke objek tersebut dengan keingintahuan, sebelum dia menjawab."Naruto-kun?" Hinata bertanya Anehnya, menonton pacarnya ketika ia berjalan ke arah ke sofa, membungkuk resignedly terhadap hal itu."Don't get me wrong, saya suka sepatu saya..." Naruto melanjutkan, mengambil waktu untuk slip kiri satu off dengan hati-hati dan mempelajarinya, jarinya membelai atas tekstur kulit gelap mereka."Yah, maksudku, mereka baik untuk acara formal, dan mereka terlihat baik ketika mereka semua dipoles dan mengkilap... Tapi, mereka hanya terlalu banyak usaha untuk me."ia menambahkan, seperti dasi hitam melonggarkan dan ditarik dari lehernya, sebelum bergabung dengan tumpukan kecil pakaian yang membentuk di hadapannya.Hinata mengatakan apa-apa, tapi malah memilih untuk menonton di quitely, masih belum sepenuhnya yakin tentang pirang apa maksud.Mencatat keheningan, Naruto merasa terdorong untuk menguraikan."Aku harus memoles mereka dan aku tidak bisa terlalu kasar dengan mereka, kalau tidak mereka akan mendapatkan lecet dan hancur dan semua upaya akan sia-sia... Dan untuk apa? Jadi saya dapat terlihat bagus untuk satu malam? Sungguh, hal itu tidak sebanding dengan usaha. Selain itu, mereka akan hanya palsu. Hal ini seluruh formal, elegan benar-benar tidak sesuai dengan saya sama sekali. Aku tidak tahu mengapa aku bahkan repot-repot dengan itu kadang-kadang.""Adalah sesuatu yang salah, Naruto? Hinata bertanya, bergerak lebih dekat untuk menuju orang sebelum dia."Saya ingin mengesankan Anda mereka malam ini, Hinata. Ayah, para tua-tua Hyuuga.." Naruto kepala membungkuk sedikit dan suaranya menurunkan ketika ia berbicara, tindakannya hanya bekerja untuk mengaburkan wajah-Nya dari dia lebih. Itu hampir seolah-olah ia adalah malu tentang sesuatu. "Saya ingin mereka untuk berpikir bahwa aku adalah 'sesuai' pelamar untuk Anda. Aku tidak ingin mempermalukan Anda malam ini... "Tapi aku merasa aku mengacaukan.""Anda tidak pernah bisa mempermalukan saya, Naruto-kun..." Hinata berbicara lembut, meyakinkan."Tetapi orang yang datang malam ini. Bahwa manusia tidak Uzumaki Naruto."Ketika si pirang tidak merespon, Hinata pindah anggun di sekitar sofa, duduk di pirang dan menghadap ke arahnya. Bola-bola pucat lavender yang memandang secara mendalam ke dalam sendiri biru mata; mata yang telah berkabut dengan rasa seperti biasanya keragu-raguan."Saya tidak ingin Anda berpikir bahwa Anda harus mengubah diri untuk kepentingan saya atau saya Marga, Naruto-kun," Hinata berbicara dengan penuh percaya diri, "Bagaimana mereka merasa tentang Anda tidak penting bagi saya dan pada akhirnya tidak peduli."Pirang menghadapi dari wanita sebelum dia keras kepala, bibirnya membentuk cemberut hampir menyenangkan ketika dia berbicara. Hinata secara bertahap berjalan lebih dekat sebagai tanggapan, pindah ke lembut beristirahat dahi nyaman terhadap dirinya sendiri."Aku cinta padamu untuk yang Anda berada, Naruto-kun," lanjutnya suaranya menurunkan untuk memikat, lembut berbisik, sebagai rambut gelap menggelitik terhadap telanjang leher dan bahu. "Untuk kekuatan Anda, kekurangan Anda... Untuk segala sesuatu yang Anda melawan dan tahan di dalam diri Anda, tapi itu terlalu takut untuk membiarkan siapa pun yang melihat. Aku tidak pernah ingin kau merasa malu untuk siapa Anda adalah, karena Anda mengubah saya. Anda membantu saya menemukan iman dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk berjuang untuk apa yang saya percaya dalam, dan tidak pernah kembali pada kata-kata saya... Dan ayah saya, atau orang lain dalam klan Hyuuga tidak bisa memahami bahwa, maka aku merasa kasihan pada mereka... Karena jika mereka melihat apa yang saya lihat, mereka akan tahu bahwa tidak hanya Anda yang paling kuat, paling setia dan shinobi paling tangguh di seluruh desa, tetapi juga yang paling baik dan paling penyayang orang yang aku tahu... Tapi kebanyakan dari semua, mereka akan tahu bahwa Anda adalah orang yang aku cinta, dan lebih dari layak hatiku."Sebagai meyakinkan kata perempuan itu sebelum dia secara bertahap tenggelam di, hantu terkecil senyum ditarik pada bibir Naruto."Kau tahu," ia muse sebagai jarinya ramping yang perlahan-lahan membelai atas kontur lembut nya pipi, "Sementara aku suka sepatu saya, apa yang saya benar-benar suka adalah sepatu saya.""Naruto-kun?" Hinata berbisik, ingin tahu mana ia pergi."Aku tahu aku tidak bisa benar-benar memakai mereka untuk acara formal seperti itu, dan aku tidak akan. Aku hanya mengatakan, ketika itu bermuara pada itu, aku lebih suka memakai mereka. Mereka merasa jauh lebih nyaman, dan mereka hanya lebih mudah." Dia melanjutkan, sepenuhnya unphased oleh pacarnya kebingungan."Tentu saja, mereka mungkin sakit dan bahkan tampak canggung pada awalnya, tapi mereka menerima saya seperti saya. Mereka cetakan dan menampung saya dengan cara yang membuat saya merasa nyaman, seperti Anda."Kapal, kecokelatan dataran tangannya, perlahan-lahan menyerempet up nya tulang belikat. Hinata bisa merasakan merinding prickling kulitnya sebagai pandangan menusuk orang sebelum dia, tidak pernah meninggalkan Dia sendiri."Aku harus bekerja ass saya dari setiap hari untuk mencoba dan mendapatkan rasa hormat dari kasih orang-orang di sekitar saya. Dan tentu saja, pada akhirnya, itu bekerja, dan itu membuat saya merasa bahagia dan diterima. Tapi Anda selalu mencintai dan mengagumi saya Hinata. Aku tidak pernah harus berdandan dan bertindak seperti kelas tinggi sombong. Anda telah selalu diterima saya untuk siapa saya adalah, apa pun.""Anda adalah sepatu saya, Hinata-chan." Naruto tersenyum lembut, lengannya membungkus bingkai nya hangat.Hinata tidak bisa membantu tetapi pemberitahuan panas yang perlahan-lahan kewalahan kecantikannya, dan pasti ada sekarang blush lembut debu pipi. Dia melirik dilakukan kakinya bashfully, melakukan yang terbaik untuk menghindari nya mendalam, menembus tatapan matanya laut biru."Yang harus menjadi hal yang cheesiest yang pernah saya dengar."Naruto hanya bisa tertawa di respon.